Menurut Historis sekitar tahun 1930-an dimana Aceh masih mempertahankan integritasinya melawan penjajah serta pertikaian antara sesama gampong dalam merebut daerah kekuasaan, Gampong Geuceu Iniem merupakan perbatasan antara daerah Geuceu Kayee Jatoe, Geuceu menara dan Geuceu Komplek maka gampong Geuceu Iniem yang berada di tengah-tengah beberapa Gampong yang merupakan daerah kekuasaan dan merupakan pembatas ke semua gampong. Sehingga dinamakanlah geuceu yang adalah pembatas dan iniem berasal dari di daerah ini banyak sekali tumbuh pohon kelapa, sehingga kebanyakan masyarakat sekitar yang berdomisili di daerah ini memanfaatkan iniem kelapa sebaga salah satu perangkat menghidupkan api yang dipergunakan untuk kebutuhan memasak warga gampong.
Gampong Geuceu Iniem adalah sebuah gampong yang berada sebelah Barat Daya dari pusat kota Banda Aceh dengan jarak lebih kurang 5 km terhitung dari Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh yang berbatasan dengan empat gampong yang semuanya tunduk pada Pemerintah kota Banda Aceh yaitu sebelah utara dengan Geuceu Kayee Jatoe, sebelah timur dengan Krueng Daroy/Geuceu komplek, sebelah selatan dengan Gampong Geuceu Menara, sebelah Barat degan Gampong Lamteumen Timur.
Dinamika ekonomi penduduk sangat erat kaitannya dengan penduduk kota dikarenakan keberadaan daerahnya yang terletak di lingkaran pusat Kota Banda Aceh, sehingga sebahagian besar penduduknya adalah pedagang, pegawai negeri sipil dan pengusaha. Berkembangnya ekonomi Kota Banda Aceh bermanfaat langsung bagi kehidupan ekonomi masyarakat Geuceu Iniem, secara umum dilihat dari banyaknya perkantoran dan Rumah sakit yang terdiri terutama dikawasan jalan Jendral Sudirman, serta ekonomi lokal didalam gampong sendiri seperti warung klontong, industri rumah tangga, warung kopi, serta beberapa usaha lainnya..
Adapun dinamika sosial dan budaya penduduk gampong Geuceu Iniem beraneka ragam dikarenakan adanya pencampuran penduduk dan budaya oleh orang di luar daerah Kota Banda Aceh serta orang di luar provinsi Aceh, maka dari itu masyarakat menjadi berkembang karena beragamnya informasi yang di terima. Kehidupan sosial yang memadai mengakibatkan kehidupan masyarakatnya yang meningkat lebih ke taraf kesejahteraan, dan menyebabkan perubahan nilai sosial didalam pembangunan gampong melalui kehidupan beragama dan bermasyarakat. Gambar Gapura Masuk Gampong Geuceu Iniem Jalan Fatahillah Utama
Berdasarkan informasi dan cerita historis tokoh-tokoh tua gampong, Geuceu Iniem sudah ada sejak 1930-an, dimana pada masa itu Gampong Geuceu Iniem berupa lahan kosong dan lahan yang banyak ditumbuhi pohon kelapa serta semak belukar. Dengan datangnya para perantau dari daerah-daerah lain dan beberapa orang masyarakat sekitar, mereka mulai menggarap lahan tersebut menjadi lahan pertanian, peternakan serta pemukiman . dari informasi yang di dapat bahwa Gampong Geuceu Iniem dikuasai oleh beberapa orang antara lain: “Nyak Makam, Yahwa Amin, Wall Gam, Yah Sa’ad, Nek Bulen, Cek Mud, Yahwa Rahman, Kek Sarong Yahwa Amin, Nek Yam dan Nek Munah”.